> بـــــسم الله الرّ حـــــمن الرّحـــــيم
Selamat Datang ! Semoga mendapat wawasan dan belajar bersama di blog MAHABBATULLAH wa RASULULLAH ini. Buat ditunggu kunjungan berikutnya, Terimakasih.

Minggu, 30 Januari 2011

Selalu Bersyukur Juga Cinta Allah

(oleh : Heru Ardila Putra)
Assalamu’alaikum wr. wb
Di suatu zaman,hiduplah seorang raja yang memerintah negri yang damai. Raja tersebut memiliki hobi berburu yang sangat besar,hingga pada suatu ketika beliau sangat ingin sekali berburu namun ia pergi seorang diri tanpa didampingi prajurit-prajuritnya,, namun sebuah kesalahan terjadi yang mengakibatkan raja tersebut harus kehilangan satu ruas jari kelingkingnya karena digigit binatang buas yang diburunya.
Kemudian Sang raja kembali ke Istana dan mengadu kepada penasehatnya dan berkata, “wahai penasehatku,apa yang harus hamba lakukan dari kejadian ini?”.. “Rajaku yang Maha Agung,hamba hanya ada satu kata yaitu BERSYUKUR,sebaiknya kita syukuri saja”jwb penasehat kerajaan..
Sang Raja yang marah karena merasa diabaikan oleh penasehat tersebut yang hanya menyarankan untuk bersyukur,lalu menjebloskan penasihat tersebut kedalam penjara kerajaan..
Pada suatu hari Raja masih ingin berburu,dan akhirnya beliau pun pergi berburu juga dikawal oleh prajurit-prajuritnya,, namun karena beliau berburu di tempat yang banyak penduduk primitifnya,akhirnya sang raja dan prajuritnya di tangkap oleh kelompok primitive tersebut untuk dijadikan persembahan kepada dewa oleh kelompok primitive tersebut.
Pada malam harinya setelah prajuritnya terbunuh oleh kelompok tersebut,lalu saat ingin dibunuh kelompok tersebut kelompok tersebut melihat kecacatan dari sang raja pada kelingkingnya,hingga akhirnya sang raja pun dibebaskan karena dianggap pembawa sial karena kecacatannya tersebut.
Saat kembali ke istana beliau langsung membebaskan penaseh kerajaan yang dipenjara sebelumnya, lalu sang raja berkata “Wahai penasihat ku sungguh benar yang engkau katakana bahwa aku harus mensyukuri kejadian waktu itu,karan kalau tidak karena kecacatan yang kualami mungkin aku akan di bunuh oleh kelompok primitive di hutan rimba”
Penasihat menjawab,”Begitupun dengan hamba,hamba pun juga bersyukur karena kalau hamba tidak dipenjara dan hamba akan mendampingi raja,mungkin hamba akan terbunuh juga bersama prajurit yang lainnya.”
Naah.. gimana ceritanya teman-teman?? Dari cerita sederhana tersebut kita dapat mengambil nilai-nilai islami bahwa kita harus bersyukur,karena dengan bersyukur Allah akan menyelamatkan kita dan Allah juga akan mencintai kita.. heheh cerita ini aku dapat dari seminar ESQ yang di adakan Alghifari,heheh Alghifari itu komunitas remaja islam di tempat aku tinggal.
bersambung...

Selalu Bersyukur Juga Cinta Allah

(oleh : Heru Ardila Putra)
Assalamu’alaikum wr. wb
Di suatu zaman,hiduplah seorang raja yang memerintah negri yang damai. Raja tersebut memiliki hobi berburu yang sangat besar,hingga pada suatu ketika beliau sangat ingin sekali berburu namun ia pergi seorang diri tanpa didampingi prajurit-prajuritnya,, namun sebuah kesalahan terjadi yang mengakibatkan raja tersebut harus kehilangan satu ruas jari kelingkingnya karena digigit binatang buas yang diburunya.
Kemudian Sang raja kembali ke Istana dan mengadu kepada penasehatnya dan berkata, “wahai penasehatku,apa yang harus hamba lakukan dari kejadian ini?”.. “Rajaku yang Maha Agung,hamba hanya ada satu kata yaitu BERSYUKUR,sebaiknya kita syukuri saja”jwb penasehat kerajaan..
Sang Raja yang marah karena merasa diabaikan oleh penasehat tersebut yang hanya menyarankan untuk bersyukur,lalu menjebloskan penasihat tersebut kedalam penjara kerajaan..
Pada suatu hari Raja masih ingin berburu,dan akhirnya beliau pun pergi berburu juga dikawal oleh prajurit-prajuritnya,, namun karena beliau berburu di tempat yang banyak penduduk primitifnya,akhirnya sang raja dan prajuritnya di tangkap oleh kelompok primitive tersebut untuk dijadikan persembahan kepada dewa oleh kelompok primitive tersebut.
Pada malam harinya setelah prajuritnya terbunuh oleh kelompok tersebut,lalu saat ingin dibunuh kelompok tersebut kelompok tersebut melihat kecacatan dari sang raja pada kelingkingnya,hingga akhirnya sang raja pun dibebaskan karena dianggap pembawa sial karena kecacatannya tersebut.
Saat kembali ke istana beliau langsung membebaskan penaseh kerajaan yang dipenjara sebelumnya, lalu sang raja berkata “Wahai penasihat ku sungguh benar yang engkau katakana bahwa aku harus mensyukuri kejadian waktu itu,karan kalau tidak karena kecacatan yang kualami mungkin aku akan di bunuh oleh kelompok primitive di hutan rimba”
Penasihat menjawab,”Begitupun dengan hamba,hamba pun juga bersyukur karena kalau hamba tidak dipenjara dan hamba akan mendampingi raja,mungkin hamba akan terbunuh juga bersama prajurit yang lainnya.”
Naah.. gimana ceritanya teman-teman?? Dari cerita sederhana tersebut kita dapat mengambil nilai-nilai islami bahwa kita harus bersyukur,karena dengan bersyukur Allah akan menyelamatkan kita dan Allah juga akan mencintai kita.. heheh cerita ini aku dapat dari seminar ESQ yang di adakan Alghifari,heheh Alghifari itu komunitas remaja islam di tempat aku tinggal.
bersambung...

Cinta Allah Cinta Rasul Ala Remaja Islam

(oleh : Heru Ardila Putra)
Assalamu’alaikum wr. wb..
Cinta.. kalau menurut saya itu adalah kata yang sangat memiliki arti yang cukup luas dan dapat bersifat Universal..
Kalau kita bicara Cinta Allah Cinta Rasul,yang paling dominan masuk di fikiran kita yaitu sayang Allah dan sayang rasul,, Nah.. kalau Kita bicara tentang Remaja,, Waah,,pasti banyak cerita-cerita lucu,menarik dan mengesankan yang kita punya, tapi kalau masalah Remaja saya rasa alan lebih asik juka kita memposisikan diri kita sebagai Ramaja Islam..
Hmn.. di postingan kali ini saya akan berbagi cerita dengan menggabungkan antara cinta dan remaja,, tau gak sih ternyata menjadi remaja islam itu mengasyikkan, kita bisa mewujudkan cinta kita itu misalnya dengan mengikuti Komunitas-komunitas seperti yang sampai sekarang saya ikuti yaitu Ikatan Remaja Al-Ghifari.. nah..dari komunitas itulah kita bisa melakukan kegiatan-kegiatan Islamu yang bisa bermanfaat bagi kita sendiri maupun orang lain,dan tidak banyak dari kegiatan itu merupakan wujud cinta kita kepada Allah dan Cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
bersambung...

Dakwah Lewat Internet, Kenapa Tidak?

(oleh : Heru Ardila Putra)
Internet adalah media yang memberikan informasi paling cepat saat ini. Perkembangan teknologi informasi ini bisa dimanfaatkan semua lapisan masyarakat, termasuk para santri. Sebagai salah satu ujung tombak syiar Islam, bukan suatu perbuatan dosa jika para santri mengambil informasi-informasi keislaman dari internet.

Melihat potensi tersebut, Telkom sengaja mengusung program Corporate Social Responsibility-nya (CSR) dengan memberikan pelatihan internet kepada para santri. Program yang bertajuk Santri Indigo ini merupakan buah kerjasama antara Telkom dan Harian Umum Republika. Santri Indigo ini dilakukan selama dua hari (30/11 – 1/12) di Pondok Pesantren Attaqwa, Bekasi. Pembukaan program Santri Indigo ini dihadiri GM Telkom Kandatel Bekasi, Teguh Prasetio, Redaksi Pelaksana Harian Umum Republika, Selamat Ginting, dan Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa, KH. Nurul Anwar

"Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat harus dapat kita manfaatkan dengan optimal," demikian disampaikan Teguh Prasetio. Ia juga mengatakan, Santri Indigo telah berjalan sejak 2008 dengan jumlah peserta sebanyak 575 santri. Sementara itu Santri Indigo kali ini merupakan angkatan pertama tahun ke dua di Jawa Barat.

Ia berharap, kegiatan pelatihan internet ini dapat dimanfaatkan para santri dengan maksimal. Menurutnya, tujuan Santri Indigo adalah agar santri lebih megenal internet sebagi media dan sarana dakwah. “Dengan adanya teknologi informasi ini para santri juga bisa mendapatkan informasi yang lebih cepat,” ujarnya.

Internet bisa dimanfaatkan oleh siapa saja asalkan ia mau dan mampu mengakses layanan teknologi ini. Teguh mencontohkan bagaimana seorang cacat netra yang telah memanfaatkan teknologi informasi ini untuk mengaktualisasikan dirinya. Rencananya orang yang ia maksud akan mengisi salah satu rangkaian acara Santri Indigo pada hari kedua. Tamu tersebut akan berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang teknologi dunia maya ini meskipun ia mengalami keterbasan fisik. Teguh berharap, hadirnya tamu tersebut akan menginpirasi santri untuk mengikuti semangat dan kreativitas serta prestasi tamu tersebut.

“Dunia teknologi infomasi bergerak sangat fundamental dalam kehidupan dan perkembangannya terlebih lagi internet. Untuk itu mari kita sikapi dengan tepat agar dunia maya ini dapat memberikan manfaat seluas-luasnya dan kita dapat meminimalisasir dampak negatif yang ada. Mudah-mudahan apa yang kita harapkan ini dapat terwujud dengan adanya pelatihan ini,” imbuh GM Bekasi ini.


Sementara itu Selamat Ginting mengatakan, kegiatan ini memberikan pencerahan dan bekal pengetahuan kepada para santri dan pembimbingnya dalam dunia internet. “Selain Program Pelatihan Santri Indigo, Telkom dan Republika juga telah mengadakan Program Pelatihan "Bagimu Guru Kupersembahkan" yang merupakan wujud csr Telkom dan Republika dalam dunia pendidikan,” paparnya.

Selamat Ginting juga menjelaskan, pendidikan di pesantren tidak kalah dengan lembaga umum pendidikan lainnya. “Sejumlah pendiri negeri ini juga berasal dari kalangan pesantren. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menciptakan tokoh-tokoh pilar bangsa yang hadir dari pondok pesantren. Dalam era digital saat ini para santri diharapkan dapat berkontribusi dalam dunia maya sebagai sarana syiar islam,” tegasnya.

“Santri Indigo ini merupakan gagasan Telkom yang pada perkembangannya bekerjasama dengan Republika. Merasa sejalan dengan visi misinya sebagai satu-satunya koran komunitas Islam, Republika menyambut serius kegitaan ini,” papar Selamat Ginting. Ia berharap kegiatan pelatihan ini dapat menciptakan ahli di bidangnya.

Sementara itu Pimpinan Ponpes Attaqwa, KH. Nurul Anwar menilai kegiatan ini sebagai sebuah peluang dan kesempatan yang tidak boleh dilepaskan. Dalam sambutannya, KH. Nurul Anwar juga menjelaskan 3 faktor yang dapat membuat bangsa Indonesia maju. Di antaranya dengan mendorong dunia kampus, kedua mendorong kemajuan dunia pesantren sebagai penjaga moral dalam kehidupan masyarakat. Ketiga adalah dunia masjid. "Jika kita dapat mendorong ketiga unsur tersebut, Insya Allah umat Islam khususnya Indonesia akan eksis di dalam negeri maupun internasional," katanya.

Ia juga menambahkan, dalam era digital saat ini seharusnya generasi sekarang dapat lebih unggul dari ulama-ulama terdahulu. “Hal ini mengingat para ulama dahulu harus menempuh perjalanan selama tiga bulan dengan menaiki onta untuk mendapatkan hadist. Tapi kenyataannya untuk menyamai saja kita tidak bisa. Hal itu dikarenakan tidak adanya kemauan dari diri kita,” ujar KH. Nurul Anwar.***odet, anton
bersambung...